Halaman

Powered By Blogger

Rabu, 06 Juli 2011

Rahmat Bagi Semesta Alam

Rahmat Bagi Semesta Alam
Saat membuka mata dari tidur di pagi hari, kita bisa lihat dan rasakan betapa rahmat dan kasih sayang Allah swt. begitu banyak diberikan kepada kita. Seluruh yang terhampar di jagad raya ini adalah bukti kasih sayang itu bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Ia mencipta langit dan bumi beserta isinya;
Rahmat Bagi Semesta Alam
Saat membuka mata dari tidur di pagi hari, kita bisa lihat dan rasakan betapa rahmat dan kasih sayang Allah swt. begitu banyak diberikan kepada kita. Seluruh yang terhampar di jagad raya ini adalah bukti kasih sayang itu bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Ia mencipta langit dan bumi beserta isinya; menurunkan air hujan dan menumbuhkan bermacam-macam tumbuhan dan buah-buahan; menghamparkan laut luas dengan berjuta-juta ikan; membentangkan sungai-sungai yang panjang; serta menjalankan matahari, bulan, dan bintang dalam orbitnya. Maha suci Allah swt., dengan segala kebaikan-Nya.
Dengan banyaknya kasih sayang yang dilimpahkan Allah swt., hendaknya kita bisa melakukan hal yang serupa terhadap semua ciptaan-Nya. Tidak terkecuali terhadap sesama manusia, laki-laki dan perempuan. Dengan memperlakukan sesama secara baik dan penuh kasih sayang serta penghormatan, berarti kita telah berakhlak baik terhadap Allah swt.
Hidup kita memang tidak lepas dari kasih sayang Allah swt., maka kewajiban kita pula sebagai hamba adalah mencintai Dia dan Rasul- Nya. Nabi Muhammad saw. sendiri misalnya, diutus ke muka bumi ini tidak lain adalah sebagai pembawa rahmat atau kasih sayang bagi seluruh Alam. Karenanya, patutlah kita contoh apa yang telah jadi misi utama Nabi saw. Berbuat baik, menghormati sesama, dan memperlakukan lelaki dan perempuan secara adil dan setara, adalah salah satu wujud bahwa kita mengasihi Tuhan dan Rasul-Nya. Dalam Alquran disebutkan:
     •          

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah swt., ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu,” Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penya- yang.” (QS. Ali Imron: 31)

Cinta kita kepada Allah swt. dan Rasulnya di atas cinta-cinta yang lain, karenanya jika kita mencintai Allah maka Allah akan lebih mencintai kita. Dalam Hadis Qudsi disebutkan, “Jika hamba-Ku mendekati Aku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari…” Karenanya, tidak etis rasanya bila kita berlaku semena-mena terhadap sesama, dan mengabaikan kasih sayang-Nya; apalagi sampai menduakan-Nya dan berputus asa dari rahmat- Nya. Allah swt. berfirman:
      

“Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan”. (QS. An-Nahl: 19)


Berakhlak baik kepada sesama muslim sesungguhnya merupakan kewajiban setiap kita dan menjadi hak bagi saudara-saudara yang lainnya. Hal ini juga merupakan rangkaian ibadah kita kepada Allah karena kita telah diberi kasih sayang yang melimpah; agar hablum minallah dan hablum minannaas bisa seiring sejalan. Rasulullah saw. pernah berkata, “Janganlah kamu saling membenci, berdengki-dengkian, saling ber paling; jadilah kamu sebagai hamba Allah yang bersaudara.” Saking pentingnya sikap saling mengasihi ini, Rasulullah juga pernah menuturkan dalam hadis lain “tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang penyayang”. Demikianlah, tampaknya kasih-sayang terhadap sesama dan seluruh makhluk Tuhan menjadi faktor penting untuk meraih kebahagiaan kita di dunia dan sekaligus akhirat.
Perlu dicatat pula, rasa kasih sayang yang diperuntukkan bagi sesama selayaknya diniatkan hanya karena Allah semata demi mendapatkan ridha-Nya, bukan karena kepentingan- kepentingan tertentu. Karena sesungguhnya, fitrah manusia adalah menyukai ketulusan sesama. Oleh sebab itu, apabila kita menyukai sikap dan perilaku yang mencerminkan kasih sayang, hendaknya kita juga memperlakukan sesama dengan penuh kasih. Ini sebagaimana yang telah diserukan Rasulullah saw. dalam hadisnya oleh Imam Bukhori, yang kurang lebih seperti ini: “Hendaknya seseorang menemui manusia dengan membawa sesuatu yang ia sendiri senang jika diberi sesuatu tersebut”. Artinya, bila kita mau orang lain bersikap ‘tendensi’ terhadap kita, maka kita juga harus belajar bersikap tulus terhadap yang lain.
Termasuk tindakan yang juga harus dilandasi dengan sikap kasih sayang terhadap sesama adalah melindungi sesama apabila ia meminta perlindungan kepada Allah. Kemudian membalas kebaikan orang lain dan juga mendoakannya apabila orang lain itu berbuat baik kepada kita. Lalu menjenguk sesama apabila sakit dan mendoakan untuk kesem- buhannya. Nabi saw. Bersabda:

“Hak seorang muslim atas muslim lainnya adalah 5; Menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan; dan mendoakan orang yang bersin.” (HR. Bukhori Muslim).

Rasulullah saw. juga pernah berkata, bahwa seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh mendzaliminya dan tidak boleh menelantarkannya ataupun menghinanya (HR. Muslim). Kita hanya diperbolehkan menyayangi sesama. Bahkan terhadap lebah pun kita tidak boleh membunuhnya ataupun menenggelamkannya. Demikian pula kepada tumbuh-tumbuhan, kita tidak diijinkan menebangnya sembarangan, kita harus memeliharanya dengan penuh kepedulian. Apalagi terhadap sesama manusia, lelaki dan perempuan, sudah semestinya kita memperlakukannya dengan penuh kasih sayang dan kesetaraan.
Dengan demikian, semoga kita bisa lebih menumbuhkan rasa cinta kita kepada Allah swt. dan Rasul-Nya; dan lebih bisa memperlakukan sesama dengan penuh kasih sayang tanpa membedakan antara ras, suku, atau pun jenis kelamin. Sebab, pada dasarnya untuk memberikan Rahmat-Nya bagi semesta alam, Allah swt. tidak pernah membedakan-bedakan semua itu. Semoga kita bisa mengambil teladan-Nya. Fathur Roah, Lamongan - Jawa TimurWallahua’lam.

0 komentar:

Posting Komentar